Keseruan Acara House of Heritages

Memasak sekaligus merupakan salah satu seni yang paling sederhana dan paling memuaskan. Tetapi, untuk memasak dengan baik, orang harus mencintai dan menghormati makanan."

Craig Claiborne

Bicara soal memasak, entah mengapa energiku seperti tak berkurang. Antusiasnya tak pernah habis habis. Semangatnya tak pernah tuntas. Keingintahuannya seperti tak pernah padam. Memasak dan menikmati setiap hidangan makanan seperti tanah, air, cahaya yang menghidupkan setiap benih tumbuhan.

Ketika berkunjung ke daerah di pelosok terpencil di Indonesia, salah satu tempat yang aku kunjungi adalah pasar tradisional. Banyak hal yang akan ditemukan di tempat ini, aneka bahan pangan daerah yang khas, sayuran, ragam buah-buahan, dan kuliner khas. Banyaknya jenis bahan pangan dan kuliner khas ini menjadi sebuah pertanda  keunikan  sebuah daerah baik ditilik dari segi demografis, geografis maupun historis.

Saat House Kari ala Jepang menyelenggarakan acara House of Heritages, aku begitu antusias. Apalagi salah satu kegiatannya adalah menyaksikan Chef Theo demo memasak kemudian dilanjutkan dengan menduplikasi hidangan Cheg Theo. Yang berarti kami ditantang untuk memasak. Meskipun hidangan sudah ditentukan namun saat berada di dapur, energiku seolah bersinar.

Sabtu pagi, saat hujan mengguyur Kota Jakarta aku baru saja turun dari kereta di Stasiun Duren Kalibata. Sempat berdebar khawatir hujan akan turun lebih lama ternyata hujan masih memberikan kesempatan untukku melanjutkan perjalanan ke Almond Zetuccini Kitchen tempat acara diselenggarakan.

Tepat pukul delapan, aku sampai. Lega karena aku datang tidak terlambat. Januari ini kedatangan hujan memang tidak dapat diprediksi sehingga banyak peserta yang terjebak hujan.

House Kari ala Jepang

Saat masuk ke ruangan, aku melihat beberapa blogger sudah hadir. Saling sapa kemudian kembali sibuk mendokumentasikan acara. Aku mengambil foto dan video untuk bahan postingan.  Set dekorasi yang apik dengan pajangan ragam bunga di sepanjang meja. Di tengah dan beberapa sudut meja terdapat buah tropis seperti nanas, jeruk, buah naga dan buah kelapa membuat dekorasi terlihat makin indah.

Acara dimulai dengan mengenalkan produk House Kari ala Jepang. Buat kalian yang belum tahu, House Kari adalah saus kari Jepang yang berbentuk padat. Dengan rasa yang lezat dan gurih, cara menghidangkan saus kari ini cukup ditambahkan air tanpa perlu menambahkan garam lagi. Kepraktisan ini membuat siapa saja yang tidak jago masak bisa membuat menu kari ala Jepang. Satu lagi, House Kari ala Jepang ini sudah tersertifikasi halal.

Produk House Kari ala Jepang ini sudah bisa didapatkan di supermarket hingga minimarket dengan beragam ukuran. Mulai dari 50 gram hingga ukuran 900an gram. Buat yang suka memasak menemukan bahan seperti House Kari ini seperti menemukan harta karun. Asik bereksperimen membuat aneka masakan berbahan kari.



Demo Memasak oleh Chef Theo

Puluhan blogger yang hadir dibagi menjadi dua grup. Grup pertama adalah Group House sedangkan grup kedua adalah Group Kari. Kami bergantian masuk ke dapur  untuk mulai melakukan tantangan memasak. Namun sebelumnya Chef Theo mendemonstrasikan hidangan berbahan saus kari dari House Kari ala Jepang.

Steak Daging Kroket Kentang dengan Saus House Kari ala Jepang

Membuat hidangan ini sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Ada tiga tahap yang harus dilakukan. Tahap pertama membuat tumis sayur (wortel, brokoli dan kembang kol) kemudian dibungkus dengan daun sawi.

Tahap kedua adalah membuat kroket kentang. Kentang terlebih dahulu direbus kemudian dilumatkan dan dibentuk bulat. Setelah itu dicelupkan dalam telur yang sudah dikocok lepas, kemudian dimasukkan dalam tepung terigu setelah itu dimasukkan ke tepung roti dan digoreng hingga kecoklatan.

Tahap ketiga adalah pan seared daging sapi menjadi steak dengan tingkat kematangan sesuai dengan selera kalian.

Melihat Chef Theo mendemonstrasikan hidangannya. Kami mengamati dengan antusias yang teramat, ini dapat dilihat dari pertanyaan pertanyaan yang muncul selama demonstrasi berlangsung.

Saatnya Memasak!


Usai Chef Theo plating hidangannya. Giliran kami untuk menduplikasi hidangan. Awalnya, kami agak sedikit santai namun saat waktu yang diberikan untuk memasak sekitar 15 menit, beberapa dari kami mulai panik. Bayangkan memasak hidangan yang tahapannya lumayan dalam waktu 15 menit.

Bak peserta Master Chef Indonesia, kami seperti berada di babak pressure test yang penuh dengan tekanan. Manajemen waktu dalam hal ini sangat sangat dibutuhkan untuk menaklukkan tantangan membuat hidangan duplikasi.

Ada sekitar 10 meja yang digunakan peserta untuk memasak. Setiap meja terdiri dari 2 orang per kelompok. Kali ini aku memasak bersama Mas Agung Han, salah satu blogger kawakan, kompasianer yang handal. Berkat kerja sama yang apik, kurang lebih 15 menit masakan kami terhidang berikut dengan plating yang coba kami buat seelegan mungkin.


Usai membuat hidangan duplikasi, kami mengambil foto foto untuk kepentingan lomba foto yang akan diumumkan di akhir acara.

Games Seru dan Bertabur Doorprize

Keseruan acara tidak hanya ketika berpacu dengan waktu menaklukkan duplikasi hidangan Chef Theo. Permainan-permainan seru sembari menunggu Group Kari giliran memasak juga tidak kalah seru.

Permainan pertama adalah tebak bumbu. Ada sekitar 12 bumbu berbentuk bubuk yang ditebak dengan mencium aromanya. Aku termasuk yang cukup lihai dalam menebak bumbu bumbu. Meskipun jujur, penciumanku tidak berfungsi sehingga aku nyaris tidak dapat mencium bumbu dengan baik. Namun meskipun demikian, indra penglihatan dan indra peraba aku jadikan acuan. Tidak buruk, skorku menjadi salah satu skor tertinggi walau yang diambil sebagai pemenang hanya 3 orang. Skor kami bertiga sama kemudian dilombakan lagi untuk diambil 2 orang dan aku harus tereliminasi.

Permainan berikutnya adalah permainan mistery box. Peserta diminta untuk memasukkan tangan ke dalam kotak yang sudah berisi bahan makanan. Aku pun ikut serta meskipun aku kembali tidak beruntung.

Kegiatan berlanjut pada pembagian doorprize. Banyak sekali doorprize yang dibagikan. Walau, lagi lagi Dewi Fortuna belum berpihak padaku.

Tetap Bahagia

Ya meskipun tidak beruntung kali ini, tapi aku tetap bahagia bisa terlibat dalam acara House of Heritages persembahan dari House Kari ala Jepang. Karena tujuan aku ikut adalah melihat langsung Chef Theo membuat hidangan dan yang pasti aku ikut terlibat untuk memasak. Karena tentu saja memasak adalah salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup ini....

Kembali pada quotes di awal tulisan, memasak merupakan karya seni yang mengagumkan. Yang mampu memuaskan banyak pihak. Lantas dengan mencintai setiap hidangan kita akan mampu memasak dengan baik. Ingatlah setiap hidangan yang dimasak dengan menghadirkan hati dan cinta maka yang menikmati hidangan yang kita buat akan merasakannya...

Terima kasih House Kari ala Jepang! Oishii ne!!

 

 

1 komentar