Ongkos Kirim



Sebagai anak rantau, saya kerap merindukan kampung halaman, Lampung. Banyak hal yang saya rindukan.  Merindukan suasana kampung di pagi hari: melihat petani yang berangkat ke sawah atau ladang. Merindukan kampung saat senja: berkeliling desa dengan sepeda motor. Dan tentu saja merindukan suasana kampung di malam hari: keluar rumah sembari melihat langit yang bertabur bintang yang merupakan sesuatu yang langka terjadi di Bogor mengingat polusi cahaya yang membenamkan sinar bintang di malam hari.

Merindukan kampung halaman tentu saja tak hanya merindukan suasananya. Hal lain yang saya rindukan pastinya kuliner atau makanan khas, entah itu makanan khas daerah hingga makanan yang dibuat oleh ibunda tercinta. Makanan khas seperti pempek (di Lampung juga ada), kerupuk ikan atau kerupuk kemplang, keripik pisang original atau keripik pisang coklat jadi andalan oleh oleh dan sudah pasti dirindukan.

Tapi tidak hanya itu, bahan makanan yang dihasilkan dari kebun sendiri juga me-recall memory saya. Pisang kepok yang legit, daun singkong dari jenis tertentu, ikan panggang, tiwul atau obyek dari singkong hingga kopi Lampung kadang membuat saya rindu untuk menikmatinya. Belum lagi buah musiman seperti mangga, rambutan hingga alpukat yang melimpah ruah di kala musimnya tiba.

Sebenarnya di Bogor, bahan makanan atau buah buahan yang saya sebutkan di atas tersedia juga. Hanya saja, kepuasan dan citra rasanya jelas berbeda. Belum lagi, kadang beberapa makanan khas atau bahan makanan dijual dengan harga cukup mahal. Bikin geleng kepala dibuatnya....

Selain pulang kampung per periode tertentu (biasanya saat lebaran), untuk melepas kerinduan saya sering meminta adik perempuan atau ibu untuk mengirimkan makanan khas atau bahan makanan dari Lampung ke Bogor.

Pernah ya mangga di halaman rumah berbuah melimpah. Sekali panen, mangga bisa panen berkilo kilo. Orang rumah bahkan tetangga sudah menikmatinya. Dan ibu mengingat kami di Bogor lalu mengirimkan paket berisi mangga ke Bogor. Luar biasa!

Ketika saya merindukan ikan panggang, keripik pisang atau kerupuk kemplang. Saya cukup meminta adik untuk mengirimkannya ke  Bogor.

Ada satu kejadian yang membuat saya hampir membatalkan kiriman dari kampung. Saat itu, alpukat di rumah adik berbuah lebat. Alpukat jenis mentega (tulen banget menteganya) membuat adik begitu antusias untuk mengirimkannya pada kami di Bogor.

"Ini alpukatnya enak banget, kak! Daging buahnya persis kayak mentega. Lembut banget," ujar adik.

"Di Bogor juga ada sih. Cuma harganya selangit," jawab saya.

"Udah kak. Ntar aku kirimin. Bayar aja ongkos kirimnya," balasnya.

Akhirnya, alpukat dikirim. Ada sekitar 5-7 kilogram, alpukat yang dikirim. Kebayang dong berapa ongkirnya? Mencapai ratusan ribu....

Kejadian demi kejadian yang melibatkan ongkos kirim membuat saya berpikir ulang untuk dikirimi barang dari Lampung. Atau sebaliknya mengirimi barang dari Bogor ke Lampung. Ongkir yang lumayan yang kadang harganya lebih mahal dari barang yang dikirim membuat saya memilih menahan kerinduan akan makanan khas dari kampung halaman. Kalau pun rindunya sudah tak tertahan paling mencari di supermarket meski kembali lagi citra rasa dan kenangannya tak akan sama. 

Ongkos Kirim

Hal lumrah dari dulu perkara kirim barang pasti ada ongkos kirim. Maraknya online shop membuat ongkos kirim ini menjadi pertimbangan juga dalam memutuskan untuk jadi membeli atau tidak.

Beberapa kali pesan barang melalui online shop terpaksa saya batalkan karena ongkos kirimnya lumayan. Hampir menyamai harga barang. Saya sih agak mending tinggal di Bogor, buat teman-teman yang tinggal di luar Pulau Jawa, ongkos kirimnya lumayan banget kan.

Selain pelanggan, ongkos kirim yang lumayan juga membuat para pengusaha terutama UMKM terkena dampak. Beberapa kali pesanan pempek kami (kami punya usaha pempek) ke luar kota batal karena ongkir yang lumayan.

Harbokir
Apa itu Harbokir? Harbokir adalah Hari Bebas Ongkos Kirim yang kerap setiap tahun dirayakan dalam rangka perayaan hari ulang tahun JNE.

Tahun ini JNE berusia 31 tahun, dan seperti biasa JNE kembali meluncurkan program Harbokir yang siap dinikmati kembali oleh seluruh pelanggan setia. Dengan tema “Maju Indonesia”, Harbokir akan digelar selama dua hari, yaitu pada 26 - 27 November 2021. Mantap banget kan.

Eri Palgunadi selaku VP of Marketing JNE, mengatakan, “JNE bersyukur sampai di usia 31 tahun, masih dapat berbagi kebahagiaan kepada pelanggan setia. Sejak diadakan pertama kali dalam perayaan HUT JNE Ke-26 pada tahun 2016 lalu, Harbokir langsung mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Terlebih di masa pandemi kali ini, Harbokir kembali dihadirkan dengan harapan JNE dapat  membantu para Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk tetap berinovasi dan meningkatkan penjualannya."

Eri juga menyampaikan harapannya agar Harbokir 2021 dapat kembali mendorong minat orang untuk berbelanja online. “Kami berharap dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Harbokir dapat dirasakan manfaatnya tidak hanya oleh online seller tapi juga para pembeli selama periode promo berlangsung."

Oh ya Harbokir ini berlaku untuk semua pelanggan yang tergabung sebagai member JLC (JNE Loyalty Card) di seluruh Indonesia dengan pengiriman maksimum 2 kg per resi. Program free ongkos kirim (ongkir) ini dapat digunakan pada kiriman dengan layanan Reguler dengan tujuan pengiriman dalam kota yang sama, serta antar kota dalam 1 provinsi.

Nah, selain program Harbokir, JNE juga kembali memberikan promo khusus kepada pelanggan setia yang telah bergabung menjadi member JLC. Para pelanggan terpilih yaitu sebanyak 31 member akan mendapatkan subsidi ongkir sebagai dukungan untuk sociocommerce, double point untuk seluruh member pada tanggal 26 – 30 November 2021, lomba pantun testimony di website JNE dan paket bundling penukaran poin dengan Buku Bahagia Bersama dan voucher ongkir yang dimulai pada tanggal 11 November 2021 (selama stok tersedia) serta flash sale berupa penukaran 31 poin dengan voucher ongkir senilai Rp 30.000 dan penukaran poin dengan harga khusus untuk produk Modem Orbit yang akan dimulai pada 26 November 2021 (periode terbatas, selama stok tersedia).

Connecting Happiness

Harbokir yang digelar pada hari jadi JNE ini telah menjadi salah satu momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat di Indonesia. Harbokir pun telah menjadi salah satu momen peak season bagi JNE seperti halnya Harbolnas, Lebaran, Hari Natal dan Tahun baru dimana jumlah pengiriman JNE meningkat rata – rata sekitar 20% - 30% atau bahkan lebih, dibanding pada hari – hari biasa.

Masyaa Allah, keren sekali JNE. Harbokir ini tentu saja membantu saya, masyarakat Indonesia dan tentu saja UMKM. Sesuai dengan tagline JNE yaitu Connecting Happiness.  

Edukasi Kewirausahaan lewat Student Company

Ada pepatah bijak yang mengatakan ......

"Pendidikan terbaik bagi seorang wirausahawan ialah pengalaman. Engkau mendapat pengalaman jika mencoba."

Saya termasuk dibesarkan dalam jiwa kewirausahaan, meski tipis tipis namun lumayanlah jiwa kewirausahaan sudah tertanam. 

Sejak SD, saya sering membantu ibu dalam mengemas camilan untuk dititipkan ke warung di sekolah. Berlanjut ke SMP pun masih hingga kuliah, saya menjual aneka jajanan di kos-kosan. Hasilnya lumayan buat jajan dan tambahan biaya hidup di perantauan.

Ketika sudah memasuki dunia kerja, saya mengajar di salah satu sekolah di mana salah satu pilar pendidikannya adalah Enterpreneur. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan jiwa enterpreneur seperti berjualan, magang dan kunjungan ke UMKM.

Jiwa entrepreneur saya tidak berhenti. Hingga kini, saya dan istri masih menjalani bisnis kuliner kami yaitu Pempek Mafaza. Meskipun belum terlalu serius digeluti mengingat saya yang masih berkerja tapi pesanan demi pesanan masih berlanjut hingga kini.

Student Company


Jujur, saya baru tahu program ini (kemana aja selama ini ha ha ha). Jadi Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) di bawah dukungan Citi Foundation, PT AIG Insurance Indonesia (AIG Indonesia), dan PT Marsh Indonesia (Marsh Indonesia) konsisten mempromosikan konsep kewirausahaan dan menggali potensi bisnis generasi muda melalui program Student Company (SC). Keren banget ya.....

Nah, program ini turut berkontribusi dalam upaya mereduksi angka pengangguran muda di Indonesia, Prestasi Junior. Apalagi program Student Company ini sudah berjalan semenjak 12 tahun yang lalu dan melibatkan 13.358 pelajar baik dari SMA maupun SMK.

Program Student Company ini memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan keterampilan berwirausaha melalui pengalaman langsung. Jadi para peserta terjun langsung dalam mencetuskan dan mengoperasikan usaha mikronya di sekolah.

Program ini juga memfasilitasi peserta menciptakan ide produk, merencanakan strategi bisnis, melakukan produksi dan penjualan produk, hingga likuidasi perusahaan. Luar biasa detail....

Student Company 2021

Pada implementasi tahun ini, sebanyak 549 pelajar dari 9 kota/kabupaten di Indonesia (Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Bandung, Bandung Barat, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, dan Denpasar) ditantang membuat ide bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah di komunitas serta mengoptimalkan teknologi digital dalam strategi dan operasionalnya.

Sejak difasilitasi dan beroperasi dari Mei 2021, 30 bisnis baru yang diinisiasi lewat program Student Company 2021 berhasil memperoleh total omzet mencapai Rp 239 juta. 

Selama periode program, guru serta relawan dari mitra PJI ikut terlibat aktif dalam memberikan pendampingan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. Para pelajar partisipan pun berkesempatan mengeksplorasi secara langsung bagaimana dunia usaha yang sesungguhnya, memperoleh gambaran lebih baik tentang keterampilan masa depan yang dibutuhkan untuk sukses, dan mulai mempertimbangkan kewirausahaan sebagai pilihan karir potensial.

Indonesia Student Company of the Year Competition (ISCC) 2021.


Sebagai puncak pelaksanaan program Student Company, Indonesia Student Company of the Year Competition 2021 digelar untuk merayakan pencapaian bisnis dan perkembangan kompetensi personal para peserta. Dari 30 perusahaan siswa yang terbentuk, PJI telah menyeleksi dan mengerucutkan 7 finalis untuk berkompetisi dalam ISCC 2021; yaitu Qreate SC (SMAN 34 Jakarta), Wignesa SC (SMAN 3 Semarang), Covarsi SC (SMAN 81 Jakarta), Neon SC (SMAN 2 Denpasar), Semaja SC (SMAS HelloMotion, Tangerang Selatan), Mico SC (SMAN 1 Cisarua, Bandung Barat), dan Alanza SC (SMAN 16 Surabaya).

Berikut 7 Student Company dari 7 Sekolah yang berhasil terpilih..... 

1. Qreate SC

Qreate SC ini merupakan finalis dari SMAN 34 Jakarta di sponsori oleh Marsh Indonesia. Produk yang mereka tawarkan adalah Kreaktiv Crate, alat pembelajaran STEAM  (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang interaktif dan menyenangkan untuk anak-anak dan remaja.

2. Wignesa SC

Finalis kedua ini adalah Wignesa SC dari SMAN 3 Semarang yang disponsori Citi Foundation. Produk yang Wignesa SC buat adalah Tatilo yaitu tas kombinasi daur ulang kain jeans bekas dengan batik yang tersedia dalam tiga varian, yaitu sling bag, backpack, dan pouch bag.

3. Covarsi SC

Finalis ketiga adalah Covarsi SC dari SMAN 81 Jakarta. Disponsori oleh Citi Foundation Pineary, paket menyulam dengan kain serat yang terbuat dari limbah daun nanas dan dilengkapi dengan portal khusus berisi video tutorial, daftar putar lagu, dan layanan cepat konsumen.

4. Neon SC

Neon SC berasal dari SMAN 2 Denpasar. Disponsori oleh Citi Foundation. Produk yang dibesut oleh Neon SC yaitu Your Hat, paket bucket hat dua sisi dan masker kain yang terbuat dari paduan kain drill dan kain endek.

5. Semaja SC

Finalis kelima adalah Selama SC yang merupakan Student Comapny dari SMAS HelloMotion, Tangerang Selatan. SC yang disponsori oleh AIG Insurance Indonesia ini membuat produk Bintang Eco-Friendly Notebook yang merupakan binder dengan kertas isi daur ulang yang dilengkapi recycling kit kertas. Produk ini diperkenalkan dengan IP character Bintang dan Tora.

6.Mico SC

Finalis keenam adalah Mico SC yang berasal dari SMAN 1 Cisarua, Bandung Barat. Disponsori oleh Citi Foundation, Mico SC ini membuat produk Mico T-Shirt, kaus berbahan katun dengan desain khusus dari kreasi gambar anak-anak yang dijual dengan misi menyediakan media bagi orangtua untuk mengasah kreativitas anak tanpa gadget.

7. Alanza SC

Alanza SC merupakan Student Company dari MAN 16 Surabaya. Disponsori oleh Citi Foundation, Alanza SC membuat La Cocina, paket alat memasak talenan dan spatula yang terbuat dari kayu mahoni dan dilengkapi dengan aplikasi smartphone untuk memberikan informasi terbaru mengenai produk, makanan, dan resep masakan.

Nah, tujuh tim terbaik tersebut akan mempresentasikan performa bisnis mereka untuk memperebutkan kehormatan mewakili Indonesia dalam kompetisi bisnis tingkat Asia Pasifik. Selama empat tahun terakhir, pelajar Indonesia telah menorehkan prestasi gemilang dengan masuk ke dalam jajaran tiga besar bisnis terbaik di kawasan Asia Pasifik.

Bangga dan Bahagia 

Melihat bagaimana Prestasi Junior Indonesia melaksanakan program Student Company. Saya yang baru tahu merasa bangga dan bahagia. Bangga karena program ini benar benar memberikan kesempatan untuk anak muda dalam mengembangkan jiwa enterpreneur. 

Seperti pepatah yang saya utarakan di awal tulisan ini, "Pendidikan terbaik bagi seorang wirausahawan ialah pengalaman. Engkau mendapat pengalaman jika mencoba." Sejak 12 tahun hingga sekarang sudah banyak pelajar yang mencoba menjadi enterpreneur melalui Student Company ini, mereka mencoba mengemas ide, melakukan banyak kesalahan hingga akhirnya membuat produk yang berdampak pada sekitar tak hanya menghasilkan profit semata. 

Dan saya merasa bahagia sebab edukasi kewirausahaan semakin banyak terutama untuk anak anak muda level pelajar. Hal ini tentu saja akan memicu munculnya ide-ide bisnis baru yang akhirnya tumbuh dan berkembang yang dampaknya menguatkan perekonomian bangsa. 

Bravo Prestasi Junior Indonesia (PJI)! 

Bravo Student Company!