Membuat Gambar NFT dengan Advan Tab Sketsa 2

Bicara soal NFT yang lagi ramai, saya jadi ingat kalau salah satu potensi yang ada di diri saya adalah menggambar.

Dulu saat masih SD, hampir semua buku tulis yang ada di setiap halaman kosongnya pasti saya gambar sesuatu. Saat pelajaran kesenian dan keterampilan, ketika diminta untuk menggambar, saya bahagia bukan main. Saya seperti menemukan wadah untuk berekspresi. Sayangnya saya maupun orangtua tidak terlalu fokus ke hal tersebut. Fokus kebanyakan dari kami adalah akademik. Jadi anak dianggap hebat jika nilai akademiknya bagus.

Saat SMP maupun SMA, saya masih suka menggambar di tempat kosong di buku tulis. Tapi tetap saja, keterampilan menggambar kalau itu masih dianggap sebelah mata. Lagi lagi, murid dianggap berprestasi ketika nilai matematika atau IPAnya tinggi.

Saat kuliah di IPB, ada kejadian yang membuat saya terperanjat. Saat itu pelajaran Hama Tanaman. Saat jam praktik, kami diminta untuk melihat ragam hama tanaman yang sering menyerang tanaman. Setelah itu, kami diminta untuk menggambar hama hama tersebut di buku gambar yang sudah kami bawa. Selain menggambar kami juga diminta menuliskan nama hewan dan nama latinnya.

Nah, yang membuat saya kaget adalah decak kagum teman-teman seangkatan saat melihat hasil gambar saya. Kebanyakan dari mereka bilang bagus dan detail. Saat dosen melihat hasil gambar, beliau juga terlihat kagum. Satu ucapan beliau yang bikin saya GR setengah mati adalah saat beliau bilang, “Wah bagus nih, kamu bisa jadi asisten dosen mata kuliah saya.” Sayang karena saya mengambil D3 sedangkan asisten dosen yang diambil adalah dari S1. Harapan itu tidak pernah terwujud.  

Tahun beranjak, keterampilan menggambar saya pun tidak berkembang. Saat menjadi guru, keterampilan menggambar pun lumayan terpakai saat membuat display pembelajaran.  Tapi hanya sebatas itu...

Sekarang fokus saya lebih ke tulisan dan membuat video. Apalagi saya mulai aktif di Tiktok. Jadi ada saja moment yang harus diabadikan untuk dijadikan bahan video. Namun saat NFT booming, saya ingin mencoba juga memasukkan gambar gambar yang saya buat. Siapa tahu laku....

Sebagai seorang konten kreator, laptop sudah jarang saya pakai. Selain karena ribet bawanya, kebanyakan konten yang saya buat bisa diselesaikan dengan menggunakan telepon genggam. Tapi, layar handphone yang kurang memadai ditambah keyboard yang kurang luas ( maklum jari-jariku jempol semua) bikin saya jadi lebih capek kalau buat konten via telepon genggam. Jadi saya perlu gadget yang bisa dijadikan laptop, bisa juga dijadikan perangkat seperti telepon.

Advan Tab Sketsa 2


Kalau ngomongin Advan, salah satu produk andalannya yang handal adalah tablet. Yang terbaru dan bikin saya mupeng dibuatnya adalah Advan Tab Sketsa 2.  Dengan spesifikasi yang apik membuat pekerjaan saya sebagai konten kreator terbantu sekali.

Layar Lebar 10.1”

Layar yang lebar membuat pengguna Advan Tab Sketsa 2 terasa begitu nyaman. Dengan teknologi IPS Display membuat sudut pandang dan reproduksi warna jauh lebih baik membuat gambar yang dihasilkan di layar lebih tajam.

Bagi saya yang suka edit video atau membuat tulisan di blog. Layar lebar dengan teknologi IPS Display jelas membantu sekali dalam menyelesaikan konten demi konten.

RAM Besar 4/64 GB

Jujurly, ruang penyimpanan itu berarti banget apalagi untuk seorang konten kreator. Bayangkan untuk membuat satu video dengan durasi satu menit diperlukan bahan video beberapa puluh menit. Jadi mau nggak mau memerlukan ruang penyimpanan yang tidak sedikit. Kapasitas penyimpanan yang ditawarkan Tab Sketsa 2 ini benar benar menguntungkan bagi seorang konten kreator.

Kapasitas Baterai 6000mAh

Salah satu PR saat mengedit video atau membuat tulisan adalah baterai. Mengedit video lumayan cepat menghabiskan baterai sehingga kapasitas baterai yang besar membantu sekali dalam menyelesaikan setiap konten.

Performa Kenceng dengan CPU Tiger T310

Ini yang nggak kalah penting, chipset Unisoc Tiger 310 akan memudahkan konten kreator dalam menyelesaikan berbagai konten. Spesifikasi CPU yang keren ini membuat Advan Sketsa 2 ini memiliki fungsi ganda sebagai notebook.

Single SIM 4G LTE dan WIFI

Adanya SIM Card 4G LTE dan WIFI membuat kita tidak akan mati gaya karena Tablet Sketsa 2 ini bisa digunakan di mana saja dan kapan saja dengan terkoneksi internet. Sehingga untuk memposting konten di sosial media juga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Pena Stylus dan Keyboard Case

Adanya Pena Stylus jelas membantu saya ketika akan membuat sketsa atau gambar.  Seperti tulisan di awal awal, salah satu keterampilan saya adalah menggambar yang sudah lama tidak diasah. Adanya NFT yang booming membuat saya tertarik untuk menekuni dunia menggambar kembali. Dan Advan Tab Sketsa 2 ini adalah partner yang dapat mewujudkan itu.

Dilengkapi keyboard case, Advan Tab Sketsa 2 ini jelas membantu saya dalam menyelesaikan tulisan demi tulisan. Keyboard yang nyaman (lebih nyaman dari keyboard hape) membantu sekali untuk menghindari typo dalam penulisan.

Harga Terjangkau

Nah, dengan spesifikasi keren tersebut, harga yang ditawarkan Advan Tab Sktesa 2 ini adalah Rp. 2.599.000,- ini sudah termasuk Case, Keyboard dan Stylus senilai 600ribu. Terjangkau sekali kan?

Jadi buat kalian yang ingin punya tablet rasa laptop dengan spesifikasi yang keren. Tab yang dapat membantu kalian dalam menyelesaikan tugas kantor, tugas sekolah atau dalam membuat konten konten untuk sosial media, sudah jelas Advan Tab Sketsa 2 ini wajib kalian miliki apalagi harganya juga aman di kantong.

Kalian dapat membeli Advan Tab Sketsa 1 ini di Advan Official Store di E-commerce favorit kalian.

 

Keseruan Acara House of Heritages

Memasak sekaligus merupakan salah satu seni yang paling sederhana dan paling memuaskan. Tetapi, untuk memasak dengan baik, orang harus mencintai dan menghormati makanan."

Craig Claiborne

Bicara soal memasak, entah mengapa energiku seperti tak berkurang. Antusiasnya tak pernah habis habis. Semangatnya tak pernah tuntas. Keingintahuannya seperti tak pernah padam. Memasak dan menikmati setiap hidangan makanan seperti tanah, air, cahaya yang menghidupkan setiap benih tumbuhan.

Ketika berkunjung ke daerah di pelosok terpencil di Indonesia, salah satu tempat yang aku kunjungi adalah pasar tradisional. Banyak hal yang akan ditemukan di tempat ini, aneka bahan pangan daerah yang khas, sayuran, ragam buah-buahan, dan kuliner khas. Banyaknya jenis bahan pangan dan kuliner khas ini menjadi sebuah pertanda  keunikan  sebuah daerah baik ditilik dari segi demografis, geografis maupun historis.

Saat House Kari ala Jepang menyelenggarakan acara House of Heritages, aku begitu antusias. Apalagi salah satu kegiatannya adalah menyaksikan Chef Theo demo memasak kemudian dilanjutkan dengan menduplikasi hidangan Cheg Theo. Yang berarti kami ditantang untuk memasak. Meskipun hidangan sudah ditentukan namun saat berada di dapur, energiku seolah bersinar.

Sabtu pagi, saat hujan mengguyur Kota Jakarta aku baru saja turun dari kereta di Stasiun Duren Kalibata. Sempat berdebar khawatir hujan akan turun lebih lama ternyata hujan masih memberikan kesempatan untukku melanjutkan perjalanan ke Almond Zetuccini Kitchen tempat acara diselenggarakan.

Tepat pukul delapan, aku sampai. Lega karena aku datang tidak terlambat. Januari ini kedatangan hujan memang tidak dapat diprediksi sehingga banyak peserta yang terjebak hujan.

House Kari ala Jepang

Saat masuk ke ruangan, aku melihat beberapa blogger sudah hadir. Saling sapa kemudian kembali sibuk mendokumentasikan acara. Aku mengambil foto dan video untuk bahan postingan.  Set dekorasi yang apik dengan pajangan ragam bunga di sepanjang meja. Di tengah dan beberapa sudut meja terdapat buah tropis seperti nanas, jeruk, buah naga dan buah kelapa membuat dekorasi terlihat makin indah.

Acara dimulai dengan mengenalkan produk House Kari ala Jepang. Buat kalian yang belum tahu, House Kari adalah saus kari Jepang yang berbentuk padat. Dengan rasa yang lezat dan gurih, cara menghidangkan saus kari ini cukup ditambahkan air tanpa perlu menambahkan garam lagi. Kepraktisan ini membuat siapa saja yang tidak jago masak bisa membuat menu kari ala Jepang. Satu lagi, House Kari ala Jepang ini sudah tersertifikasi halal.

Produk House Kari ala Jepang ini sudah bisa didapatkan di supermarket hingga minimarket dengan beragam ukuran. Mulai dari 50 gram hingga ukuran 900an gram. Buat yang suka memasak menemukan bahan seperti House Kari ini seperti menemukan harta karun. Asik bereksperimen membuat aneka masakan berbahan kari.



Demo Memasak oleh Chef Theo

Puluhan blogger yang hadir dibagi menjadi dua grup. Grup pertama adalah Group House sedangkan grup kedua adalah Group Kari. Kami bergantian masuk ke dapur  untuk mulai melakukan tantangan memasak. Namun sebelumnya Chef Theo mendemonstrasikan hidangan berbahan saus kari dari House Kari ala Jepang.

Steak Daging Kroket Kentang dengan Saus House Kari ala Jepang

Membuat hidangan ini sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Ada tiga tahap yang harus dilakukan. Tahap pertama membuat tumis sayur (wortel, brokoli dan kembang kol) kemudian dibungkus dengan daun sawi.

Tahap kedua adalah membuat kroket kentang. Kentang terlebih dahulu direbus kemudian dilumatkan dan dibentuk bulat. Setelah itu dicelupkan dalam telur yang sudah dikocok lepas, kemudian dimasukkan dalam tepung terigu setelah itu dimasukkan ke tepung roti dan digoreng hingga kecoklatan.

Tahap ketiga adalah pan seared daging sapi menjadi steak dengan tingkat kematangan sesuai dengan selera kalian.

Melihat Chef Theo mendemonstrasikan hidangannya. Kami mengamati dengan antusias yang teramat, ini dapat dilihat dari pertanyaan pertanyaan yang muncul selama demonstrasi berlangsung.

Saatnya Memasak!


Usai Chef Theo plating hidangannya. Giliran kami untuk menduplikasi hidangan. Awalnya, kami agak sedikit santai namun saat waktu yang diberikan untuk memasak sekitar 15 menit, beberapa dari kami mulai panik. Bayangkan memasak hidangan yang tahapannya lumayan dalam waktu 15 menit.

Bak peserta Master Chef Indonesia, kami seperti berada di babak pressure test yang penuh dengan tekanan. Manajemen waktu dalam hal ini sangat sangat dibutuhkan untuk menaklukkan tantangan membuat hidangan duplikasi.

Ada sekitar 10 meja yang digunakan peserta untuk memasak. Setiap meja terdiri dari 2 orang per kelompok. Kali ini aku memasak bersama Mas Agung Han, salah satu blogger kawakan, kompasianer yang handal. Berkat kerja sama yang apik, kurang lebih 15 menit masakan kami terhidang berikut dengan plating yang coba kami buat seelegan mungkin.


Usai membuat hidangan duplikasi, kami mengambil foto foto untuk kepentingan lomba foto yang akan diumumkan di akhir acara.

Games Seru dan Bertabur Doorprize

Keseruan acara tidak hanya ketika berpacu dengan waktu menaklukkan duplikasi hidangan Chef Theo. Permainan-permainan seru sembari menunggu Group Kari giliran memasak juga tidak kalah seru.

Permainan pertama adalah tebak bumbu. Ada sekitar 12 bumbu berbentuk bubuk yang ditebak dengan mencium aromanya. Aku termasuk yang cukup lihai dalam menebak bumbu bumbu. Meskipun jujur, penciumanku tidak berfungsi sehingga aku nyaris tidak dapat mencium bumbu dengan baik. Namun meskipun demikian, indra penglihatan dan indra peraba aku jadikan acuan. Tidak buruk, skorku menjadi salah satu skor tertinggi walau yang diambil sebagai pemenang hanya 3 orang. Skor kami bertiga sama kemudian dilombakan lagi untuk diambil 2 orang dan aku harus tereliminasi.

Permainan berikutnya adalah permainan mistery box. Peserta diminta untuk memasukkan tangan ke dalam kotak yang sudah berisi bahan makanan. Aku pun ikut serta meskipun aku kembali tidak beruntung.

Kegiatan berlanjut pada pembagian doorprize. Banyak sekali doorprize yang dibagikan. Walau, lagi lagi Dewi Fortuna belum berpihak padaku.

Tetap Bahagia

Ya meskipun tidak beruntung kali ini, tapi aku tetap bahagia bisa terlibat dalam acara House of Heritages persembahan dari House Kari ala Jepang. Karena tujuan aku ikut adalah melihat langsung Chef Theo membuat hidangan dan yang pasti aku ikut terlibat untuk memasak. Karena tentu saja memasak adalah salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup ini....

Kembali pada quotes di awal tulisan, memasak merupakan karya seni yang mengagumkan. Yang mampu memuaskan banyak pihak. Lantas dengan mencintai setiap hidangan kita akan mampu memasak dengan baik. Ingatlah setiap hidangan yang dimasak dengan menghadirkan hati dan cinta maka yang menikmati hidangan yang kita buat akan merasakannya...

Terima kasih House Kari ala Jepang! Oishii ne!!

 

 

Film Merindu Cahaya de Amstel

Rasanya sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke bioskop. Terakhir, saya nonton film dokumenter yang diproduseri oleh Nicholas Saputra bertajuk Semesta. Film ini tayang sebulan sebelum corona berkunjung ke Indonesia. Saat Corona datang, semua bioskop tutup tanpa terkecuali bioskop yang ada di Kota Bogor.

Setelah itu, hingga awal tahun 2022 bergulir saya tidak pernah ke bioskop untuk menonton. Selain memang pandemi yang mengakibatkan bioskop tutup, belum ada film film yang pengen saya tonton. Namun alasan utamanya adalah pandemi. 

Ya, meskipun pandemi sedang turun dan sebagian besar warga sudah divaksin kemudian bioskop diperbolehkan untuk dibuka, namun kekhawatiran akan virus masih kuat sehingga saya masih belum berani untuk nonton.

Merindu Cahaya de Amstel

Saat tahu novel besutan Arumi E yang berjudul Merindu Cahaya de Amstel akan dijadikan novel. Saya mulai antusias untuk menonton. Seperti yang sudah sudah banyak novel yang dijadikan di film. Banyak yg membandingkan antara novel dan  walau jika ditelisik lebih lanjut keduanya adalah spketrum yang berbeda sehingga tidak dapat dibandingkan begitu saja.

Film Merindu Cahaya de Amstel ini dibuka dengan kesibukan para tokoh di keseharian mereka. Ada Khadija yang diperankan oleh Amanda Rawless, kemudian ada Kamala (Rachel Amanda) yang merupakan mahasiswi asal Indonesia, kemudian Nicholas mahasiswa yang bekerja menjadi jurnalis.

Pertemuan antara Nicholas dan Khadija adalah pertemuan yang tidak sengaja. Saat sedang melakukan liputan, Nico tanpa sengaja memfoto Khadija di jalan. Tampilan Khadija yang kontras dengan sekitarnya membuat Nicholas jatuh hati. Terlebih sang bos ingin menjadikan Khadija sebagai salah satu partner media mereka.

Dari sini, Nicho berusaha keras untuk membujuk Khadija. Namun seberusaha kerasnya Nicho, Khadija masih bergeming. Ia masih menolak.

Di sisi lain pertemuan Khadija dengan Kamala juga menjadi pertemuan yang tidak sengaja. Begitu pun dengan pertemuan antara Nicholas dan Kamala.

Pertemuan demi pertemuan yang bermuara pada interaksi ketiganya ditambah Joko (Ridwan) yang merupakan rekan kerja Nicholas membuat suasana film semakin hidup. Interaksi yang terjalin antara Khadija, Nicholas dan Kamala membentuk cinta segitiga di mana Khadija dan Nicholas saling jatuh cinta namun ada Kamala yang juga menaruh hati pada Nicholas.

Alur demi alur mampu dirakit oleh Hadrah Daeng Ratu dengan begitu apik. Ditambah lagi akting para pemain utama yang meyakinkan. Di film ini aku salut dengan Rachel Amanda aktingnya sebagai Kamala mampu merasuk di karakternya. Belum lagi akting pemain pendukung seperti Oki Setiana Dewi, Maudy Koesnaedi, Dewi Irawan, Rita Nurmaliza yang membuat film ini makin padu.

Selain akting pemain yang mumpuni. Latar tempat di Negeri Belanda mampu dieksplor dengan sangat baik membuat para penonton ( baca: saya) ingin menikmati senja di pinggir sungai sembari melihat kincir angin yang berputar lamban. Atau menyusuri jalan jalan di Belanda sembari melihat gedung gedung tua khas Eropa.

Dua Tahun

Film yang dibuat tahun dua tahun lalu ini awalnya akan dirilis 2021 akhir, namun karena kendala pandemi Film Merindu Cahaya de Amstel akan tayang tanggal 20 Januari 2022.

Nah buat kalian yang penasaran dengan film ini, langsung amankan seat di bioskop kesayangan kalian. Buat pecinta Ayat ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih, Film Merindu Cahaya de Amstel ini vibesnya seperti film film itu, walaupun kisah dan pembuatannya lebih kekinian dan related dengan kisah anak zaman now.

Original soundtrack film ini ditulis oleh Melly Goeslaw, tahu lah bagaimana lagu yang dibuat untuk soundtrack film oleh Teh Melly pasti pas banget. Ditambah yang menyanyikan lagu ini adalah penyanyi muda Brisia Jodie yang merupakan salah satu finalis dari Indonesian Idol season 9.

Yuuk tonton Film Merindu Cahaya de Amstel di bioskop kesayangan kalian 20 Januari 2022 ini.



Dukung UMKM Indonesia

Banyaknya UMKM yang bermunculan di Indonesia khususnya di Bogor membuat saya bahagia. Munculnya UMKM jelas akan membangkitkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja.

Dari data yang dihimpun Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah Kota Bogor mencatat hingga September tahun 2021, UMKM di Kota Bogor meningkat tajam sekitar 64,37% dari 27.377 pelaku UMKM tahun 2020 menjadi 45 ribu pelaku UMKM. Data ini untuk UMKM yang sudah tercatat dan didaftarkan, sedangkan UMKM yang belum tercatat dan terdaftar pun masih banyak.

Bicara soal UMKM, ada salah satu UMKM di Kota Bogor yang bergerak di bidang ekonomi kreatif yang terus berinovasi tidak hanya bertujuan profit namun juga memberikan dampak positif kepada sekitar melalui produknya.

Salamuda Creative

Awalnya Salamuda berfokus ke produk produk kaos edukasi. Kaos yang dibuat biasanya memiliki pesan tertentu terkait dengan isu pendidikan, lingkungan dan kemanusiaan. Seperti saat kasus plastik sedotan yang mendera banyak penyu di Indonesia dan dunia, Salamuda membuat kaos dengan desain bergambar penyu dan bertuliskan, “the future of turtle skip the plastic straw now!”

Ada juga beberapa kaos yang desainnya berupa quotes yang diambil dari kearifan lokal daerah Sunda seperti ulah kumeok samemeh dipacok yang memiliki arti jangan kalah sebelum bertempur.

Selain mengedukasi lewat desain produknya, Salamuda juga memproduksi kaos, hoodie, baju lapang, celana lapang untuk bebarapa sekolah alam di Indonesia seperti Sekolah Alam Bogor dan Sekolah Alam Bekasi. 

Dampak pandemi membuat Salamuda harus memutar otak untuk terus bertahan. Selain bergerak di bidang fashion kreatif, Salamuda mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi buku karya anak anak Sekolah Alam Bogor, buku karya guru dan buku buku inspiratif.

Salah satu buku yang diproduksi oleh Salamuda adalah buku yang bertajuk Sekolah Alam Legacy (Tribute to Lendi Novo) yang merupakan buku tentang pemikiran pemikiran penggagas sistem pendidikan sekolah alam Bang Lendo Novo. Buku yang diterbitkan akhir 2021 ini sudah terjual lebih dari 1000 eksemplar. 

Buku lain yang juga diproduksi oleh Salamuda adalah buku karya anak anak Sekolah Alam Bogor. Buku kumpulan cerita anak anak kelas 6 SD Sekolah Alam Bogor rutin diproduksi setiap tahun. Tulisan yang mereka buat bertemakan tentang isu lingkungan dan isu isu sosial kemanusiaan yang ditulis sesuai dengan kemampuan dan sudut pandang mereka. Ada sekitar 6 buku yang sudah diterbitkan.

Tidak hanya memproduksi untuk kepentingan profit UMKM, Salamuda juga berkolaborasi dengan lembaga lain dalam memproduksi kaos dan buku untuk kepentingan kemanusiaan. Kolaborasi yang pernah dilakukan adalah membuat kaos tentang Palestina bersama Salam Aid ( salah satu lembaga kemanusiaan di Kota Bogor).

Naik turun sebuah bisnis menjadikan tantangan tersendiri untuk Salamuda terus bertahan di tengah tengah pandemi dan persaingan bisnis. Namun kembali ke tujuan semula bahwa Salamuda tidak hanya mengejar profit semata akan tetapi menyebarkan manfaat mellaui produk yang dibuat.

Kompetisi JNE tentang UMKM


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kekuatan perekonomian Indonesia. Di masa pendemi seperti ini, ketika banyak karyawan dirumahkan, UMKM menjadi back-up penting. 

Maka dari itu, tugas kita bersama untuk ikut menguatkan UMKM yang ada di sekitar kita dengen membeli dan menggunakan produk produk yang ada sebagai bentuk dukungan. 

Sebagai bentuk JNE dalam mendukung UMKM di Indonesia, JNE mengadakan kompetisi bertajuk JNE Content Competition 2021.

Mengusung tema “JNE Bersama UMKM untuk Indonesia”, kompetisi ini terbuka untuk umum, jurnalis, dan juga karyawan JNE yang terbagi dalam 4 kategori lomba yaitu writing competition, photo competition, video competition dan desain competition.

Hadiah yang ditawarkan pada JNE Content Competition 2021 ini adalah uang dengan total nilai ratusan juta rupiah.

Diperpanjang hingga 31 Januari 2022

Awalnya kompetisi yang diadakan oleh JNE berkolaborasi dengan Kompasiana dilaksanakan dari tanggal 6 Desember 2021 hingga 5 Januari 2022 baik untuk kategori umum maupun untuk kategori karyawan di perpanjang hingga 31 Januari 2022.

Ayo ikutan kompetisinya karena konten konten yang kita buat jadi salah satu bentuk dukungan terhadap UMKM yang ada di sekitar kita agar terus tumbuh dan berkembang. 

Untuk pendaftaran dan info lebih lanjut, infonya ada di micosite ya....