Nasi Lemak Medan Ala Dapur Mamak Naz



Nasi Lemak Medan



Mentari pagi belumlah tinggi saat pesanan nasi lemak khas Medan saya tiba. Saat itu jam menunjukkan pukul enam lebih. Sajian nasi gurih ini saya pesan memang untuk menemani sarapan.  Setelah pesanan nasi lemak berpindah tangan, saya langsung mengambil piring dan sendok.

***

Nasi lemak atau nasi gurih lebih dikenal dengan sebutan nasi uduk di daerah Jawa juga Lampung.  Bedanya adalah menu pelengkap nasi gurih, ini yang barangkali membedakan kekhasan di setiap daerahnya.

Beberapa kali berkunjung ke Medan (sejenak, karena hanya untuk transit pesawat sore ke Nias). Saya sempat menikmati nasi lemak khas Medan. Tapi entah kenapa, memori tentang rasa nasi lemak saat itu tidak begitu membekas.  Hilang begitu saja....

Ada kenangan indah terkait dengan nasi uduk di masa kecil. Saat itu usia saya sekitar 10 tahun, ibu mengajak ke pasar untuk berbelanja beberapa kebutuhan. Usai membeli beberapa sayuran dan ikan, ibu mengajak saya menikmati nasi uduk yang berada di salah satu gang di pasar.

Nasi gurih yang ditaburi bawang goreng, ditambah dengan sambal goreng yang rasanya tidak terlalu pedas, lalu diberi bihun goreng dan telur bulat yang dibalado terlihat menggoda. Saat dihidangkan, aroma khas daun salam dan santan tercium semerbak. Gurihnya nasi yang dimasak dengan santan asli dan bumbu pilihan benar-benar terasa saat dikunyah. Lantas dipadu dengan sambal, bihung goreng dan telur balado membuat lidah tidak henti menyendokkan suapan demi suapan ke dalam mulut. Sungguh, ini adalah kenikmatan dunia yang sulit saya lupakan hingga saya dewasa.

Sejak kejadian itu, nasi uduk masuk daftar salah satu makanan favorit.  Namun hingga usia yang tak lagi bocah, saya belum menemukan nasi uduk senikmat di pasar yang saya makan bersama ibu. Hingga saat saya merantau pun, saya belum menemukan  nasi uduk seenak itu.

Saat kuliah di Bogor, saya mencoba nasi uduk di beberapa tempat. Biasanya pelengkap yang disediakan adalah gorengan. Kalau beruntung ada tambahan bihun goreng atau mie goreng.  Sambalnya pun berbeda, sambal kacang yang dicairkan. Soal rasa, jujur masih belum bisa mengalahkan nasi uduk yang saya makan di waktu kecil.

Pergi ke beberapa daerah, saya masih belum menemukan nasi uduk senikmat di pasar yang saya makan bersama ibu. Begitu pula saat mudik ke Lampung, saya coba beberapa tempat yang menjual nasi uduk, masih belum cocok di lidah.

Perkara nasi uduk masih berlanjut, saking penasarannya, saya mengunjungi pasar di mana saya sempat makan nasi uduk bersama ibu. Tapi itu sudah berlalu puluhan tahun silam, warung nasi uduk yang dimaksud sudah tidak ada.

Saat di Bandar Lampung, saya juga mencoba nasi uduk yang dijajakan pada malam hari. Dari luar warung terlihat ramai, saya memesan nasi uduk dengan telur dadar dan tahu. Saya berharap, rasa nasi uduk ini sama atau setidaknya mendekati rasa nasi uduk sewaktu saya masih bocah.

Tapi, harapan hanya tinggal harapan. Nasi uduk yang saya pesan tidak seperti yang saya bayangkan. Sambalnya pedas dan nasinya terlalu asin.

Sejujurnya perkara nasi uduk ini bukanlah perkara yang disengaja untuk dicari. Jadi ketika ada kesempatan untuk kulineran, biasanya saya akan coba nasi uduk jika ada yang menjual.

Nah, perkara nasi uduk sudah tidak menjadi keinginan berarti, karena ragam kuliner yang dinikmati dan berhubungan dengan masa kecil cukup banyak. Jadi recall memory tidak hanya seputar nasi uduk! 

Hingga akhirnya, ketika ada orangtua murid sekolah yang menjual makanan khas Medan dan Aceh, saya langsung memesannya....

***

Nasi Lemak Medan ala Dapur Mamak Naz sudah terhidang, ada nasi gurih yang ditaburi bawang goreng. Pelengkapnya bihun goreng, kentang bumbu rendang, orek teri kacang, kerupuk, telur, sambal cabai merah, dan tumisan cabai hijau yang diiris.

Saya menyuapkan satu sendok nasi dengan bihun dan sambal. Tap! Tiba-tiba ingatan saya melesat ke masa kecil saat makan nasi uduk di pasar bersama ibu. Walau tidak terlalu persis namun rasa nasi lemak medan ini benar-benar mendekati. Masing-masing pelengkap mampu mengingatkan kembali ke masa kecil. Masyaa Allah...

Tidak butuh waktu yang lama seporsi nasi lemak medan yang dibuat Dapur Mamak Naz tandas. Selesai makan, perut tidak begah dan terasa ringan. Biasanya, kalau makan nasi uduk atau nasi kuning, perut begah dan ngantuk melanda. Tapi tidak saat menikmati nasi lemak medan buatan Dapur Mamak Naz.

Recall memory untuk nasi uduk akhirnya terjawab. Saya berpikir, selain memang nasi uduknya yang enak, ada moment yang begitu membekas saat menikmati nasi uduk. Saat masih kecil, moment kebersamaan dengan ibu begitu kuat. Kini pun begitu, saat menikmati nasi lemak medan dari Dapur Mamak Naz, kebersamaan bersama istri dan anak tentunya menjadi salah satu moment membahagiakan.

Bagi saya, salah satu kebahagiaan dapat dimunculkan dengan menikmati kuliner kuliner yang dinikmati semasa kecil. Entah itu bersama orang terkasih, kulineran saat sekolah dan kuliner baru di daerah daerah. Karena  menurut saya masa kecil adalah salah satu masa masa paling indah.

Jadi apa makanan yang mengingatkanmu di masa kecil?

Tidak ada komentar

Posting Komentar