Lagu-lagu Didi Kempot yang Menemani Fase Hidupku


Cendol dawet... cendol, dawet seger
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol, dawet seger, piro
Lima ngatusan, terus ora pakai ketan
Ji, ro, lu, pat, enam, pitu, wolu
Tak tik tak tik tak tung
Tak tik tak tik tak tung
Tak tik tak tik tak tung
Lolo, lolo, yes!

Penggalan sebuah lirik lagu saya dengar saat Soimah menyanyikannya di salah satu acara pencarian bakat genre dangdut di salah satu televisi swasta. Awalnya agak gimana gitu dengerinnya, tapi karena Soimah yang bawain lama lama terdengar kocak. Belum lagi ekspresi wajah Soimah yang mendukung. 
Semakin ke sini lirik itu semakin sering saya dengar, ternyata itu bagian "tidak resmi" lagu Pamer Bojo ciptaan mendiang Didi Kempot.

Saat dua tiga tahun ini, nama Didi Kempot kembali mencuat di Indonesia, pagi ini, saya tercengang ketika sebuah berita di WA grup yang mengabarkan Didi Kempot meninggal di usia 53 tahun.

Jujur, saya tidak begitu mengikuti karir Didi Kempot atau tahu satu persatu lagunya. Namun, ada beberapa lagu yang saya tahu dan itu sangat berkesan di beberapa fase hidup saya.

Stasiun Balapan Membalut Kenangan Masa Remaja.
Saya bukan orang Jawa, tapi lingkungan saya mulai dari tetangga, guru, teman sekolah rata-rata adalah orang Jawa. Lagu-lagu berbahasa Jawa pun kerap mereka nyanyikan dan sering juga diputar di radio-radio di Lampung. Jadi  saya sudah terbiasa.

Salah satu lagu fenomenal Didi Kempot yang bikin hati banyak orang ambyar adalah lagu Stasiun Balapan. Ayah saya yang mengenalkan lagu itu dan membeli CD karaokeannya. Jadilah saya, ayah dan adik bernyanyi lagu Stasiun Balapan.

Ning Stasiun Balapan
Kuto Solo Sing Dadi Kenangan
Kowe Karo Aku
Naliko Ngeterke Lungamu

Ning Stasiun Balapan
Rasane Koyo Wong Kelangan
Kowe Ninggal Aku
Ra Kroso Netes Eluh Ning Pipiku
Da... Dada Sayang
Da... Slamat Jalan

Sepenggal lirik Stasiun Balapan di atas hingga kini masih saya hafal. Lagu yang berlirik patah hati, adalah salah satu masterpiece Didi Kempot.
 Lagu yang dirilis tahun 1999 ini mampu bersaing di tengah tengah gempuran musik pop dan barat, di mana akhir tahun 90-an itu adalah salah satu tahun kegemilangan musik Indonesia dan dunia.

Lagu ini jadi salah satu bagian dalam mencari jati diri saya di kala remaja . Setelah gegap gempita lagu Stasiun Balapan berakhir, saya sibuk menyiapkan diri untuk melanjutkan studi SMA kemudian lanjut untuk kuliah. Saya pun sudah jarang mendengar lagu pakdhe Didi Kempot. 

Manuk Cucak Rowo dan Kenangan di Kalimantan

Saya sudah tinggal di Bogor saat mendengarkan lagu Manuk Cucak Rowo. Saya mendengar intens lagu ini tatkala magang di salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Tengah. Setiap Sabtu saat sesi olahraga, lagu Manuk Cucak Rowo diputar untuk senam atau dinyanyikan bersama-sama saat jalan kaki mengelilingi perkebunan kelapa sawit.

Lagu yang berlirik rada rada jorok ini pernah dicekal di beberapa daerah...

Kucoba coba melempar manggis
Manggis kulempar mangga kudapat,
Kucoba coba melamar gadis
Gadis kulamar janda kudapat

Iki piye iki piye iki piye
Wong tuwo rabi perawan,
Prawane yen bengi nangis wae,
Amargo wedi karo manuke

Yang bisa bahasa Jawa pasti akan senyum senyum jika mendengar dan membaca liriknya.
Lagu ini cukup berkesan di hati saya kala itu, bukan liriknya ya. Tapi moment seru saat dapat berkumpul dengan para petinggi perusahaan atau para karyawan perkebunan sawit mulai dari buruh hingga manajernya. Pada fase ini, saya mulai menemukan jati diri dan mimpi-mimpi di kehidupan saya.

Sewu Kutho dan Masa Krisis
Lagu ini saya tahu dari ajang kompetisi menyanyi di stasiun televisi. Beberapa kontestan kerap menyanyikan lagu ini untuk audisi atau saat performance sebagai finalis.
Secara nada, lagu ini gampang gampang susah untuk dinyanyikan. Secara lirik lagu ini menceritakan tentang seseorang yang mencari kekasih hati. 

Sewu Kuto yang berarti seribu kota, mengisyaratkan pencarian dalam menemukan sang kekasih hingga melewati seribu kota.

Sewo kuto uwis tak liwati
Sewu ati tak takoni
Nanging kabeh
Podo rangerteni
Lungamu neng endi
Pirang tahun anggonku nggoleki
Seprene durung biso nemoni
Wis tak coba
Nglaliake jenengmu
Soko atiku
Sak tenane aku ora ngapusi
Isih tresno sliramu

Saat lagu ini rilis di tahun 2016, itu adalah fase di mana saya mulai kritis. Usia saya sudah masuk usia matang, 30 tahunan. Sudah saatnya saya untuk mencari tambatan hati. Dan... beberapa kali menjalin hubungan, saya gagal melanjutkan ke jenjang pernikahan. Mirip-mirip dengan lirik Sewu Kutho....

Lagu ini pernah dinyanyikan oleh Nuca Idol di salah satu babak spektakuler Indonesian Idol 2020.

Pamer Bojo dan Kini
Lagu ini dirilis di akhir tahun 2018 oleh Didi Kempot, kemudian pada awal Februari Nella Kharisma mencover lagu ini. Berkat banyak cover, lagu Pamer Bojo viral dan ngehits di mana-mana. Selain nama Nella Kharisma yang kembali naik, Didi Kempot sebagai pencipta lagu juga kembali unjuk gigi.

Koyo ngene rasane wong nandang kangen
(Seperti ini rasanya orang menahan kangen)
Rino wengi atiku rasane peteng
(Siang malam hatiku rasanya gelap)
Tansah kelingan kepingin nyawang
(Masih teringat ingin melihat)
Sedelo wae uwis emoh tenan
(Sebentar saja sudah tidak mau)

Cidro janji tegane kowe ngapusi
(Mengingkari janji, teganya kamu berbohong)
Nganti seprene suwene aku ngenteni
(Sampai sekarang lamanya aku menunggu)
Nangis batinku nggrantes uripku
(Menangis batinku, merana hidupku)
Teles kebes netes eluh neng dadaku
(Basah kuyup menetes air mata di dadaku)

Saya awalnya kurang begitu suka lagu ini. Tapi setelah dinyanyikan Tiara di babak spektakuler Indonesian Idol, saya jadi penasaran. Apalagi bagian cendol dawetnya. Kocak saja, penyanyi pop nyanyi lagu Pamer Bojo yang lebih banyak dibawakan penyanyi dangdut. Berkat lagu ini juga, nama Tiara mulai diperhitungkan di Indonesian Idol dan akhirnya meraih posisi runner up.

Lagu ini kembali menarik perhatian saya ketika perhelatan Billboard Indonesia Music Awards 2020, di mana Didi Kempot berduet dengan Isyana Sarasvati.
Saat lagu ini booming dan banyak dinyanyikan orang, fase hidup saya sudah lumayan stabil. Saya sudah  menikah, sudah punya anak dan Insyaa Allah bahagia akan itu. Dan bisa pamer bojo ke mantan #eh.

Dari Godfather of Broken Heart hingga Sobat Ambyar

Didi Kempot telah menulis 700an lagu, dan kebanyakan lagu-lagu yang ditulisanya adalah lagu-lagu bertema patah hati dan kehilangan. Hal itu juga diamini oleh Didi Kempot saat diwawancarai. Ia menjelaskan kenapa tertarik membuat lagu bertema patah hati dan kehilangan, karena semua orang pasti pernah merasakan hal itu.

Untuk itu, Sobat Ambyar yang merupakan  panggilan untuk para penggemar Didi Kempot memanggil idolanya dengan sebutan Godfather of Broken Heart karena alasan tadi, banyak lagu-lagu Didi Kempot yang berlirik patah hati dan kehilangan.

Nah, sebutan Sobat Ambyar dan Godfather of Broken Heart muncul akhir-akhir ini seiring tenarnya lagu-lagu Didi Kempot. Dan jangan salah penggemarnya bukan hanya generasi seumuran saya, tapi generasi milenial juga. Dan generasi milenial itulah yang memberi gelar sebutan tadi.

Sekarang Sobat Ambyar berduka, Pakde Didi Kempot telah kembali menemui Sang Pencipta. Namun lagu-lagu Didi Kempot akan menjadi kenangan indah di hati para penggemarnya dan tentu saja fase fase kehidupan saya. 

Terima kasih Pakde Didi Kempot.



11 komentar

  1. Rasa penasaranku sudah terobati baca artikel ini. Aku sendiri kurang mengenal Didi Kempot. Aku tahunya lagtahunyau Sri 🤭

    BalasHapus
  2. Jujur saya kurang mengenal Didi Kempot, mungkin karena saya kurang bisa melafalkan bahasa Jawa hahaha.
    Tapi memang akhir-akhir ini lagi booming banget ya, jadi banyak banget yang suka ama lagunya.

    Kalau saya malah familier sama stasiun balapan :)

    BalasHapus
  3. Unik ya almarhum ini, ngetopnya seindonesia.

    Saya di Sulawesi tapi tahu juga dengan almarhum. Stasiun Balapan ngetop sekali lagunya.

    BalasHapus
  4. Saya memang bukan penggemar Alm, tapi memang lagu-lagunya sangat terkenal dan enak didengar. Sekali pun untuk orang Sumatera yang nggak ngerti bahas Jawa kayak saya. Semoga beliau tenang di sisiNya. Aaamiii

    BalasHapus
  5. Aku bukan termasuk penggemar didi kempot. Cuma lagu-lagunya seringa aku denger. Terutama stasiun balapan dan sewu kuto. Soalnya dulu alm ayahku suka nyanyiin itu.

    BalasHapus
  6. Saya awalnya suka lagu-lagu Mas Didi Kempot, karena mendengar koleksi Bapak saya, Mas Erfano. Makanya pas baca lirik cendol dawet, eh.. pengin minum cendol dawet ireng yang banyak dijual di sini hahaha.
    Terus pas pertama kali saat ke Solo dan naik Kereta api, lalu turun di stasiun Balapan Solo, saya spontan nyanyi hahaha.
    Eh, pas mau ke Surabaya naik bus, di terminal Tirtonadi saya nyanyi lagi hahaha.

    BalasHapus
  7. dari list di atas Sewo kutho aja yang saya ga tau mas. Hebat banget berarti Didi Kempot ya, soalnya saya bukan penggemar beliau, ya biasa saja karena mungkin pertama bukan orang jawa. Memang yang bukan orang jawa banyak banget yang suka. Namun saya memang sulit untuk menghapal lagu yang bahasanya belum paham hihi. Tapi kan saya selain Sewo Kuto tau berarti beliau sudah hebat banget yaa bisa membuat orang yang bukan penggemarnya pun tau lagu-lagunya. Semoga beliau khusnul hotimah. Lagu-lagunya membekas banget di Indonesia.

    BalasHapus
  8. Saya sobat ambyar, Mas...hampir tahu (dan ngerti artinya pasti) semua lagu-lagu Didi Kempot. Sudah dengar sejak saya kecil di Kediri. Usia Beliau pun ga beda jauh sama kakak saya. Jadi saya denger mulai dari kaset sampai CD-nya. Sempat ga terlalu ngikuti saat saya enggak tinggal di Jawa lagi, terus saat populer lagi, tahu bangets..Meski dengarnya jarang di TV, tapi di playlist yang ditaruh suami di di flashdik di mobil. Jadi kalau nyetir bisa sambil nyanyi hihi
    RIP Didi Kempot. Legenda yang bisa menyatukan segala lapisan di Indonesia.

    BalasHapus
  9. Ning Stasiun Balapan
    Kuto Solo Sing Dadi Kenangan
    Kowe Karo Aku
    Naliko Ngeterke Lungamu

    Ini lagu saya banget pas kuliah lho Mas... sukaaa banget dengerin lagu ini. Kayaknya meski artinya tentang perpisahan tp nadanya ringan di telinga

    BalasHapus
  10. Saya bukan fans Lord Didi tapi kenal dengan lagu-lagunya yang familiar dan sering diputar di kendaraan umum seperti bis antarkota, selamat jalan Lord Didi, ikut berduka cita atas kepergiannya

    BalasHapus
  11. Aku tahu lagu-lagunya mas Didi kempot dari waktu aku kecil dan sekarang booming karena anak-anak milenial suka lagunya enak-enak apa lagi yg lagi hits

    BalasHapus